Papua Today

Kondisi Papua yang sebenarnya….

Dukungan Vanuatu agar Indonesia menjadi Observer Dalam MSG

Isu Papua di lingkungan internasional, khususnya di kawasan Pasifik Selatan, baik langsung maupun tidak langsung dipengaruhi oleh faktor Vanuatu. Hal ini didasari oleh fakta bahwa beberapa elit politik di Republik Vanuatu, khususnya yang berasal dari Partai Politik Vanguaku masih menjadi pendukung Gerakan Separatis di Papua.

Rencana penandatanganan Development Cooperation Agreement (DCA) antara Indonesia-Vanuatu dapat menjadi momentum bagi peningkatan hubungan kedua negara. Penandatanganan DCA tersebut meliputi, payung bagi kerjasama RI-Vanuatu dalam bidang keinginan Indonesia mengimpor sapi dari Vanuatu, prakarsa bersama Vanuatu memperingati 15 tahun hubungan diplomatic kedua negara, pada 15 Juli 2010 melalui kegiatan yang disepakati kedua negara, kerjasama dalam peningkatan bidang pendidikan melalui University of South Pasific (USP), dan Penghargaan terhadap Vanuatu atas komitmennya tidak mencampuri urusan dalam negeri dan mendukung keutuhan NKRI.

Kebijakan luar negeri Indonesia “Look East Policy” sejak tahun 2002 dan “a Million Friends and Zero Enemies” menjadi dasar bagi Indonesia untuk terus meningkatkan hubungannya dengan Negara-negara dikawasan Pasifik khususnya dengan Vanuatu. Dengan pemahaman yang objektif mengenai isu Papua dalam bingkai NKRI, hubungan Vanuatu-Indonesia kini memasuki era baru untuk saling percaya dan membantu terutama dalam kaitan isu Papua. Vanuatu mendukung sepenuhnya keinginan Indonesia menjadi observer dalam forum Melanesian Spearhead Group (MSG), mengingat Indonesia sebagai home to the largest population of ethnic Melanesians dan menjadi natural bridge bagi negara di Pasifik Selatan dan Asia.

Disamping itu, Presiden Jhonson Ioku Abbil (JIA), Menteri Kehakiman Bako Kaltonga dan Komisioner Vanuatu Police Force, Joshua Bong, mendukung joint venture antara pengusaha Indonesia Vanuatu dalam bidang peternakan sapi seperti yang telah dilakukannya dengan Korea dan Jepang serta mengusulkan menjadikan pulau Espiritu Santo sebagai lokasi peternakan. JIA juga mengharapkan Indonesia dapat berpartisipasi dalam HUT Vanuatu ke-30 pada 30 Juli 2010 dan dilanjutkan dengan pertemuan Pacific Island Forum (PIF) ke-41. Dalam kaitan isu Papua, JIA menghendaki agar situasi di Papua damai.

Sementara Menteri Kehakiman dan Pemberdayaan Perempuan Bakoa Kaltonga (BK) menyatakan bahwa dirinya a friend of Indonesia dan menginginkan hubungan yang lebih baik dengan Indonesia. Kunjungan Menlu Joe Natuman ke Indonesia dinilai sebagai perubahan positip hubungan Vanuatu dengan Indonesia, karena Joe Natuman dan dirinya bagian dari kelompok Old School (pejuang kemerdekaan Vanuatu). BK juga menyambut baik keinginan Indonesia untuk menjadi observer dalam forum MSG.

Clifton/WPT 28 April 2010

April 29, 2010 - Posted by | Dukungan, Support | ,

1 Komentar »

  1. SELAMAT TINGGAL NKRI ATAS KONTROL BEKAS JAJAHAN BELANDA SELAMA INI YANG TELAH DIMANIPULASI SEJARAHNYA DAN PEMBUNUHAN JUTAAN ETNIS BANGSA MELANESIA.

    Komentar oleh PEPE | Juni 28, 2010 | Balas


Tinggalkan komentar